,مليسيا دان اسلام بوکن ميليک اورڠ ڤوليتيک
, مک ڤرجواڠن اݢام تتڤ دڤرجواڠکن اوليه اومت اسلام دري بيدڠ يڠ لاءين
سام اد كامي منڠ اتاو كامي ماتي

PERJALAN HAJI AKI


Tuesday 30 August 2016

SYAM NEGERI YANG DIBERKATI TELAH DINODAI


yasyabab (03)

Bismillah Hirrahma...Nirrahim..........

Secara jujur aku tidak pernah mengerti apa yang berlaku di Syria sekarang ini. Ini semua terjadi kerana aku sering dihadapan laptop atau komputer meja dirumah. Aku sering melayari facebook. Namun sedang asyik aku layari facebook hati aku ternampak suatu perkara yang dikongsikan oleh seorang rakan mengenai kejadian apa yang sedang berlaku di Syria.

Dulu aku pernah berhajat dan berimpian untuk jejak ke tanah di bumi anbia ini. Namun bila mana terjadinya perang pada tahun lepas aku dapat rasakan impian ini seperti musnah sama sekali aku untuk melihat peninggalan tamadun Islam yang terdapat disana kerana apa yang aku lihat di TV dan baca di surat khabar seperti peperangan ini  tiada kesudahanya.

Selepas melihat share yang dibuat oleh seorang rakan di wall-nya mengenai bumi Syria. Hati aku seperti terpanggil-panggil untuk mengetahui lebih lagi apa yang sebenarnya terjadinya di sana. Semakin dalam aku mencari video,page fb dan web semakin hati aku rasa ada perkara yang tidak kena dengan apa yang aku dengar di radio, TV, surat khabar di Malaysia ini dengan apa yang aku jumpa ini. Aku terus menggali dari satu video ke satu video dari blog dan web dan aku rasa semakin banyak lagi kisah yang tidak disiarkan dengan betul apa yang terdapat di Malaysia. Allahu Akbar.. Nampaknya bukan saja kisah politik di palsukan malah ia juga sedang terjadi dalam dunia Islam sebenar.

Aku cuba bertanya kepada kawan-kawan yang mempunyai pengalaman yang belajar di Jordon, Madinah dan Mesir ternyata di apa yang kita dengar hari ini di TV dan radio dan apa yang media percetakan siarkan jauh tersasar dengan apa yang terjadi di bumi anbia. Aku cuba untuk meminta agar kawan-kawan aku ini dapat berkongsi pengalaman dan info mereka untuk dijadikan risalah.. namun mereka menolak dengan pelbagai alasan.

Aku tekad nak buat seorang diri..tapi terfikir.. apalah yang aku ada.. bahasa arab aku tidak tahu.. ilmu agama hanya cukup pegangan diri sendiri. Lalu…Hati kecil ini terus meronta-ronta.. Wahai  para Mujahidin penegak agama Allah Sekalian Alam…… Sedihnya aku melihat saudaraku disembelih..di rogol (para wanitanya) , di tembak tanpa balas insan, di campak dari bangunan, di bom tanpa peri kemanusiaan, kanak-kanak di bunuh dan di seksa… Menitis air mata aku melihat para musuh seakidah ku dibuat begitu........

Gambar ini membuat aku terus berfikir lebih mendalam…
Bagaimana jika aku di tempat si bapa yang memeluk dan meratapi mayat anaknya ini.. (bayangkan….)
yasyabab (01)

Otak Aku terus terfikir.. Selepas sumbangan wang dan doa apa lagi yang boleh aku bantu mereka ini.. Lalu aku terkasima seketika dengan melihat post terkini yang di share oleh seorang rakan tadi di wallnya…

yasyabab02

Gambar diatas ini seorang yang bernama Asy-Syahid Muhammad Zain Ad-Din merupakan seorang mahasiswa tahun tiga Universiti Halab. Beliau antara pemuda yang paling awal menyertai kebangkitan rakyat Syria.Dengan berbekalkan sebuah kamera dan henset, segala perkembangan dan berita terkini perjuangan rakyat Syria sampai kepada dunia luar. Semalam sudah selesai tugas pemuda ini, beliau gugur syahid apabila terkena cebisan bom yang digugurkan oleh rejim Basyar.

Persoalannya kenapa dia perlu berbuat demikian wal hal dia boleh lari ke tempat lebih selamat atau melarikan diri keluar dari Syria. Jawapannya hanya satu.. Dia ingin menyampaikan cerita sebenar disebalik dajjal yang membuat fitnah dan menipu dunia.

Lalu aku terfikir hanya mungkin jalan ini yang dapat aku bantu mereka. Menyampaikan cerita yang sebenar apa yang berlaku di sekitar bumi ambia seperti Palestine, Syria, Iraq, Mesir dan lain-lain lagi. Jadi dengan kemahiran yang tak seberapa aku ada maka aku gunakan  perkongsian ini di web yang baru aku bina ini.
Apa itu YaSyabab?
Pada mula aku sendiri tidak tahu.. Aku tahu pun bila melihat video perang sewaktu FSA melawan tentera Assad Basyar. Tentera FSA melaungkan ya..syabab… ya syabab…  dan kebanyakan video ini melaungkan bunyi yang sama.. lalu aku rujuk kembali pada rakan-rakan.. maka Ya Syabab itu bermaksud Wahai Pemuda… Disebabkan aku juga dalam golongan pemuda maka aku gunakan nama ini sebagai platform untuk aku menyampaikan info kisah sebenar yang apa yang berlaku disebalik penipuan dajjal ini.

Maka dengan wujudnya web ini  juga telah bersedia untuk dikritik para musuh Islam yang tidak suka hal sebenar ini disebarkan. Semoga perkongsian hal kejadian sebenar ini dapat disampaikan disetiap penjuru penduduk Islam Nusantara.. Allahu Akbar…! 

Negeri Syam Pada Zaman Daulah Umawiyah 41 H – 132 H

Nabi SAW bersabda “Pergilah ke Syam karena itulah bumi Allah yang paling baik. Allah memilih manusia terbaik hidup disana. Jika kalian tidak hendak pergi ke sana (Syam) maka pergilah ke Yaman dan minumlah dari aliran sungainya.” [Sunan Abi Dawud; Musnad Ahmad; Shahih Ibn Hibban, 16:295; al Hakim, al-Mustadrak, 4:510; al Bayhaqi, sunan al-Kubra, 9:179]”

46

A - Negeri Syam Di Bawah Khalifah Abdul Malik bin Marwan

Keadaan yang stabil dan aman di negeri Syam pada masa khalifah Abdul Malik bin Marwan menjadi awal bagi kejayaan negeri Syam dan dunia Islam. Masa tersebut merupakan awal bagi berbagai peristiwa penting di zaman Abdul Malik bin Marwan, sekaligus awal dari berbagai penaklukan terbesar Islam di zaman pemerintahan anaknya, Walid bin Abdul Malik.

Di antara peristiwa penting yang terjadi pada masa kestabilan ini adalah:

a. Pembuatan mata uang Islam dari emas [dinar] dan perak [dirham] pada tahun 76 H.
b.“Arabisasi” administrasi keuangan negara “Kharaj”.


Sebelum era khalifah Abdul Malik bin Marwan, administrasi keuangan negara masih memakai bahasa Asing yaitu bahasa Yunani di negeri Syam, bahasa Persia di Irak, bahasa Qibti dan Yunani di Mesir. Saat itu pengerjaan administrasi keuangan negara ditangani oleh para pejabat dan pegawai Asing dan kafir dzimmi. 

Hal ini sangat berbahaya bagi umat Islam dimana para pegawai kafir dzimmi dan orang-orang Asing mengerti rahasia-rahasia keuangan baitul mal kaum muslimin. Lebih dari itu hal itu mendorong sebagian umat Islam untuk berfikir mempelajari bahasa-bahasa asing tersebut.

Maka khalifah Abdul Malik bin Marwan menetapkan bahasa Arab sebagai bahasa resmi administrasi keuangan negara di Damaskus dan seluruh kota-kota dalam wilayah Daulah Umawiyah. Para pegawai asing dan kafir dzimmi diganti dengan para pegawai muslim. Hal itu berperan besar untuk menjaga eksistensi bahasa Arab dan rahasia keuangan negara kaum muslimin. 

Keputusan ini mulai diberlakukan di negeri Syam pada tahun 81 H, di negeri Irak pada tahun 82 H dan negeri Mesir pada tahun 86 H. [At Tarikh Al Islami-Mahmud Syakir, 4/175-175.] 

45
Salah satu peristiwa penting yang mengharumkan nama Daulah Umawiyah dan negeri Syam adalah saat gubernur mereka di wilayah Afrika, Uqbah bin Nafi’, memimpin pasukan Islam menaklukkan seluruh wilayah Afrika Barat [Tunisia, Aljazair dan Maroko hari ini] sehingga mereka sampai di pantai Laut Atlantik. Hal itu terjadi pada masa pemerintahan khalifah Yazid bin Mu’awiyah bin Abi Sufyan pada tahun 62-63 H. 

Uqbah bin Nafi’ sendiri pad atahun 64 H gugur bersama sejumlah pasukannya saat hendak kembali dari pantai laut Atlantik ke kota Qairawan melalui jalan pintas gurun pasir, saat mereka disergap oleh pasukan Barbar.

Namun negeri Syam mengalami masa ketidak stabilan setelah Mu’awiyah bin Yazid bin Mu’awiyah meninggal pada tahun 64 H dan terjadi perebutan kekuasaan di antara sesama keluarga Bani Umayyah untuk menjadi penguasa di negeri Syam. Puncaknya adalah peperangan pada tahun 69 H antara pasukan Abdul Malik bin Marwan dan pasukan Amru bin Said yang berlangsung selama 16 hari di kota Damaskus.


Peperangan itu berakhir dengan perdamaian antara kedua belah pihak, dimana Abdul Malik menyetujui pengangkatan Amru bin Said sebagai “putra mahkota” yang akan menggantikan dirinya sebagai penguasa di negeri Syam. Belakangan Abdul Malik menyiasati kesepakatan damai itu dengan pembunuhan terhadap Amru bin Said, sehingga Abdul Malik sepenuhnya menguasai negeri Syam.


Romawi Timur melihat peluang emas pada ketidak stabilan di negeri Syam. Peperangan panjang antara khalifah Abdullah bin Zubair di Hijaz dengan Abdul Malik bin Marwan di Syam telah melemahkan negeri Syam. Maka pada tahun 70 H pasukan Romawi bergerak untuk menyerang Syam. Abdul Malik bin Marwan terpaksa mengikat perjanjian damai dengan Romawi, dengan syarat ia harus membayar 1000 dinar setiap pekan kepada pihak Romawi.


Perjanjian damai itu memberi kesempatan kepada Abdul Malik bin Marwan pada thun 71 H untuk menyerang dan merebut Irak dari kekuasaan khalifah Abdullah bin Zubair. Pada bulan Dzulhijah 72 H pasukan Syam dipimpin oleh gubernur Irak, Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqafi mengepung dan membombardir khalifah Abdullah bin Zubair di kota Makkah dengan tembakan manjanik, semacam ketapel raksasa yang melontarkan batu-batu besar.


Pengepungan dan penyerangan itu berlangsung selama 6 bulan 17 hari, sampai dinding Ka’bah runtuh dan Abdullah bin Zubair terbunuh pada tanggal 17 Jumadil Ula 73 H. Sejak peristiwa itu Abdul Malik bin Marwan dibaiat oleh seluruh kaum muslimin sebagai khalifah yang baru. Kota Damaskus kembali menjadi ibukota kekhilafahan.

44

Seperti halnya front jihad sebelah barat, front jihad sebelah timur juga meliputi wilayah yang sangat luas dan terdiri dari banyak suku dan bangsa. Jika mayoritas penduduk di front jihad sebelah barat merupakan bekas jajahan Romawi Timur dan beragama Nasrani, maka mayoritas penduduk di front jihad sebelah timur adalah orang-orang paganis.

Di wilayah utara adalah bangsa-bangsa Kaukasus, dimana yang paling terkenal adalah bangsa Lan. Di wilayah timur laut adalah bangsa Turki yang mendiami negeri-negeri di belakang sungai Amudarya [Tajikistan, Uzbekistan, Kazakhstan,Kirgistan dan Turkmenistan hari ini]. Di wilayah timur adalah wilayah Takharistan dan Sijistan.

Sementara di wilayah tenggara adalah anak benua India [Pakistan, India dan Kasymir hari ini]. Hampir semua penduduk wilayah-wilayah tersebut adalah kaum musyrikin.

Pada masa kekhilafahan Mu’awiyah bin Abi Sufyan, pasukan Islam menyerang negeri Lan pada tahun 41 H. Pada tahun 43 H pasukan Islam menaklukkan wilayah Rukhaj dan beberapa wilayah lainnya dalam negeri Sijistan. 

Pasukan Islam dibawah komando Abdul Hakam bin Amru Al-Ghifri berhasil memasuki wilayah Qaiqan, dalam negeri Takharistan [wilayah Afghanistan hari ini] pada tahun 45 H. Pasukan Islam juga berhasil memasuki Quhistan [wilayah Afghanistan hari ini]. Pada tahun 55 H pasukan Ubaidullah bin Ziyad menyeberangi sungai Amudarya dan mencapai perbukitan kota Bukhara [wilayah Uzbekistan hari ini]. 

Pada tahun 44 H pasukan Islam dibawah komando Muhallab bin Abi Shufrah menyerang negeri Sind [India dan Pakistan hari ini].

Penduduk musyrikin di front jihad wilayah timur ini berulangkali membatalkan perjanjian damai sehingga pasukan Islam juga berulang kali memasuki negeri mereka dan mematahkan pemberontakan-pemberontakan mereka. Keadaan ini terus berlanjut sampai tercapai stabilitas pada masa kekhilafahan Walid bin Abdul Malik.[ Mahmud Syakir- At Tarikh Al Islami] 

B. Penyerangan Konstantinopel pada Tahun 50 H.
40
Pada tahun 50 H, khalifah Mu’awiyah memberangkatkan pasukan besar dari darat dan laut untuk mengepung Konsstantinopel. Pasukan darat dibawah komando Sufyan bin Auf Al Uzdi dan pasukan laut dibawah komando Busr bin Arthah. Panglima tertinggi pasukan berada di tangan putra khalifah, Yazid bin Mu’awiyah bin Abi Sufyan. Pasukan Islam mengepung Konstantinopel dari darat dan laut, namun pasukan Islam mengalami kerugian yang besar.

Mu’awiyah segera mengirim pasukan bantuan dibawah pimpinan Yazid bin Mu’awiyah bin Abi Sufyan. Sejumlah tokoh diantaranya Abu Ayub Al Anshari, Abduillah bin Umar bin Khaththab, Abdullah bin Zubair bin Awam dan Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib.

Pasukan bantuan ini mengangkat moral tempur pasukan Islam.
Mereka semakin menguatkan pengepungan terhadap Konstantinopel. Pasukan Islam berhasil menimpakan kerugian yang besar di pihak pasukan Romawi Timur, meskipun pasukan Islam belum mampu menaklukan Konstantinopel. Dalam peperangannya ini dua tokoh yang senantiasa mengobarkan semangat tempur pasukan Islam, yaitu Abu Ayyub Al Anshari dan Abdul Aziz bin Zurarah Al Kilabi gugur.

C. Pengepungan Konstantinopel pada Tahun 53-57 H

41
Add caption
Pada tahun 53 H, khalifah Mu’awiyah kembali mengirimkan pasukan besar untuk menyerang dan mengepung Konstantinopel. Pasukan darat kaum muslimin dipimpin oleh Fudhalah bin Ubaid Al Anshari. Pasukan laut kaum muslimin dipimpin oleh Abdullah bin Qais Al Haritsi dan Junadah bin Abi Umayyah.

Pengepungan terhadap kota Konstantinopel berlangsung selama empat tahun penuh, sampai tahun 57. Kota Konstantinopel akhirnya selamat dan tidak jatuh ke tangan pasukan Islam setelah terjadi badai laut yang ganas, sehingga mencerai-beraikan kapal-kapal pasukan Islam. Pasukan Kristen dari Eropa khususnya Bulgaria, pada saat yang sama dikerahkan untuk membantu Romawi Timur mempertahankan Konstantinopel.


D. Mu’awiyah bin Abi Sufyan Membangun Angkatan Laut Islam

42
Add caption
Mu’awiyah bin Abi Sufyan telah membangun angkatan laut Islam sejak masa khalifah Utsman bin Affan guna melindungi kota-kota Islam di pesisir pantai dan menolak serangan angkatan laut Romawi Timur. Pada tahun 28 H, Mu’awiyah bin Abi Sufyan memimpin angkatan laut Islam menundukkan pemberontakan penduduk Kristen pulau Siprus.

Angkatan laut Syam di bawah pimpinan Mu’awiyah bin Abi Sufyan bersama angkatan laut Mesir di bawah pimpinan Abdullah bin Sa’ad bin Abi Sarh berhasil mengalahkan angkatan laut Romawi Timur dalam perang Dzatu Shawari. Angkatan laut Islam dari Syam juga melakukan serangan terhadap pulau Rodhes dan pulau Sicilia (Italia Selatan) sebagai sebuah operasi pengumpulan data-data intelejen.

Mu’awiyah bin Abi Sufyan telah mengatur kerjasama yang sangat teliti dan cermat antara pasukan Islam di daratan dan pasukan Islam di lautan. Di antara para komandan angkatan laut Islam yang paling terkenal adalah Busr bin Arthah, Malik bin Hubairah As Sakuni, Mundzir bin Zuhair, Khalid bin Anshari, Yazid bin Syajarah Ar Rahawi, Uqbah bin Nafi’, Junadah bin Abi Umayyah Al Uzdi dan lain-lain.

Sebagian mereka terkadang memimpin pasukan darat Islam dan pada kesempatan yang lain memimpin pasukan laut Islam. Hal itu kerena pada zaman itu belum ada spesialisasi khusus. Para komandan dan pasukan Islam bertempur di daratan maupun di lautan berdasar semangat jihad yang tinggi, di manapun mereka berjihad dengan sarana yang memungkinkan, bukan karena spesialisasi tempur mereka di darat atau laut.

Dari Abdullah bin Amru bin Ash, berkata: Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wassalam bersabda:
“Satu kali berperangdi lautan itu lebihbaik dari sepuluh kali berperang di daratan. Orang yang berlayar di lautan (dalam jihad) adalah seperti orang yang telah mengarungi seluruh lembah (daratan). Dan orang yang mabuk di lautan (dalam jihad) adalah seperti orang yang bersimbah darah (dalam jihad). “ [HR. Al Hakim- Ath Thabarani] 


Jihad di lautan pada masa tersebut tidak dimonopoli oleh umat Islam yang hidup di wilayah pantai seperti penduduk negeri Syam dan Mesir. Kaum muslimin dari wilayah pedalaman dan padang pasir sepertiHijaz, Jazirah, dan lain-lain juga turut serta dalam jihad di laut. Mereka sama-sama melakukan tugasnya dengan baik. Pada tahun 48 H misalnya, pasukan Islamdari Mesir berjihad di lautan dibawah komandan Malik bin Hubairah As Sakuni, sementara itu penduduk Madinah berjihad di lautan dibawah komandan Mundzir bin Zuhair.

 Mereka semua berada dibawah komando panglima Khalid bin Abdurrahman bin Khalid bin Walid. Mayoritas para komandan peperangan di lautan sendiri berasal dari Jazirah Arab, wilayah padang pasir dan pedalaman.

Mu’awiyah bin Abi Sufyan membangun industry perkapalan di wilayah pantai Akka (masuk wilayah Lebanon hari ini). Ia mendatangkan para pembuat kapal yang ahli dari wilayah Yaman dan wilayah pantai Teluk Arab. Proses pembuatan kapal-kapal ia mempergunakan kayu-kayu dari wilayah pegunungan negeri Syam.

Mu’awiyah memperkokoh konstruksi bangunan pelabuhan Shuwar dan Tripoli (keduanya wilayah Lebanon hari ini). Di kedua pelabuhan itu para ahli kapal juga memproduksi kapal-kapal seperti halnya di Akka. Mu’awiyah juga membangun industri pembuatan kapal di pulau Raudhah, negeri Mesir pada tahun 54 H. Kapal-kapal perang Islam pada saat itu bercirikan ukuran yang besar dan lebar, mampu mengangkut sejumlah besar pasukan, peralatan perang dan logistik pasukan.

Mu’awiyah secara bertahap menempatkan sejumlah penduduk muslim Arab di pulau-pulau Laut Mediterania untuk mempertahankannya dan mendakwahkan Islam kepada penduduknya . pada tahun 48 H, pasukan Islam telah mendarat di pulau Sicilia (Italia selatan). Pada tahun 49 H, pasukan laut Islam dibawah komando Fudhalah bin Ubaid Al Anshari membebaskan pulau Jarba.


Pada tahun 50 H, pasukan Islam untuk pertama kalinya menyerang dan mengepung kota Konsta tinopel dari daratan dan lautan. Imam Bukhari telah meriwayatkan hadits shahih dari Anas bin Malik bahwasannya Nabi Shalallahu ‘Alaihi wassalam menyatakan pasukan Islam pertama yang menyerang Konstantinopel akan mendapatkan ampunan AllahTa’ala. Selama empat tahun penuh, yaitu tahun 53-57 H, pasukan Islam kembali mengepung Konstantinopel dari daratan dan lautan.

Pada tahun 53 H, pasukan laut Islam dibawah komanado Junadah bin Abi Umayyah Al Udzi berhasil membebaskan pulau Rhodes. Mu’awiyah bin Abi Sufyan memindahkan sejumlah umat Islamk ke pulau tersebut untuk menmjaganya.

Pada tahun 55 H, pasukan laut Islam berhasil membebaskan pulau Kreta di Laut Mediterania. Dua tahun setelah itu pasukan laut Islam berhasil membebaskan kepulauan Bahraijah yang berjarak dekat dengan Konstantinopel, sebagai persiapan untuk mengepung Konstantinopel kembali. [Mahmud Syakir – At Tarikh Al Islami]

E - MEMBEBASKAN WILAYAH AFRIKA UTARA DAN AFRIKA BARAT
43
Add caption
Pada tahun 20 H semasa khalifah Umar bin Khathab, panglima Amru bin Ash memimpin pasukan Islam bergerak dari negeri Syam dan membebaskan Mesir dari tangan pasukan Romawi Timur. Amru bin Ash kemudian memimpin pasukan ke arah barat dan membebaskan wilayah Tripoli [Libya]. Namun khalifah Umar memerintahkan Amru bin Ash untuk berhenti sampai di Tripoli saja.

Amru bin Ash pada saat itu telah mengirim pasukan dibawah komando Abdullah bin Zubair bin Awwam sampai mereka menaklukkan Misrate [wilayah Libya hari ini] dan pasukan lainnya dibawah komando Uqbah bin Nafi’ sampai mereka menaklukkan Zawilah [wilayah Libya hari ini], serta sebuah pasukan lainnya dibawah komando Busr bin Arthah sampai mereka menaklukkan Wuddan [wilayah Libya hari ini]. Amru bin Ash kemudian mengangkat Uqbah bin Nafi’ sebagai amir bagi pasukan Islam yang mengawal [ribath] di wilayah Burqah [wilayah Libya hari ini] dan mengangkat Abdullah bin Sa’ad bin Abi Sarh sebagai amir bagi pasukan Islam di wilayah Sa’id [delta sungai Nil].


Pada masa pemerintahannya, khalifah Utsman bin Affan memerintahkan pengiriman pasukan jihad ke wilayah Afrika utara dan Afrika barat. Pasukan Islam dipimpin oleh Abdullah bin Sa’ad bin Abi Sarh berangkat dari Mesir ke arah barat. Khalifah mengirim pasukan bantuan dari Madinah, dimana dalam pasukan tersebut terdapat sejumlah tokoh sahabat seperti Hasan dan Husain bin Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Zubair, dan Abdullah bin Amru bin Ash.


Pasukan tersebut bertemu dengan pasukan Burqah dibawah komando Uqbah bin Nafi’. Gabungan pasukan Islam tersebut berhasil memasuki kota Tripoli [wilayah Libya hari ini], mengalahkan pasukan Romawi di sebuah tempat dekat Qoirawan [wilayah Tunisia hari ini] dan menaklukkan Gafsa [wilayah Tunisia hari ini].


Saat Mu’awiyah bin Abi Sufyan menjadi khalifah, jihad ke Afrika utara dan Afrika barat dilanjutkan. Mu’awiyah bin Hudaij diangkat menjadi komandan pasukan jihad ke Afrika. Pasukannya menaklukkan kota Benzart [wilayah Libya hari ini] pada tahun 41 H dan memasuki wilayah Koumenia, tempat kota Qairawan [wilayah Tunisia hari ini] pada tahun 45 H. Mu’awiyah bin Hudaij mengirim pasukan dibawah komando Abdullah bin Zubair yang menaklukkan kota Souse [wilayah Tunisia hari ini] pada tahun yang sama.


Mu’awiyah bin Hudaij kemudian kembali ke Mesir. Maka Ruwaifi’ bin Tsabit Al-Anshari diangkat sebagai amir pasukan Islam di wilayah Maghrib [Afrika barat]. Uqbah bin Nafi’ dipertahankan sebagai amir wilayah Burqah, maka ia menaklukkan Sirte dan Mighdas, menaklukkan ulang kota Waddan yang memberontak, memasuki kota Fazan dan berlanjut ke selatan sampai wilayah Kawar. Ia juga memasuki kota Gadamis dan Gafsa, lalu membangun kota Qairawan. Selain itu ia juga memimpin penaklukan beberapa wilayah di Sudan. [ Mahmud Syakir]

Dimana Bumi Syam

“Dimanakah letak negeri Syam??”
Negeri Syam terdiri dari 4 negara yaitu Palestine, Syiria (Suriah), Jordan dan Lebanon


Dari Wathilah bin al-Asqā’ berkata : Aku mendengar Rasulullah berkata kepada Huzaifah bin al-Yaman dan Mu’adz bin Jabal yang sedang meminta pendapat baginda tentang tempat tinggal.

Maka, baginda mengisyaratkan ke arah Syam. Mereka berdua kembali bertanya kepada baginda. (Dan) baginda mengisyaratkan ke arah Syam. Baginda Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:

عَلَيْكُمْ بِالشَّامِ فَإنَّهَا صَفْوَةُ بِلَادِ اللهِ يَسْكُنُهَا خِيرَتُهُ مِنْ خَلْقِهِ.
“Beradalah kalian di Syam. Sesungguhnya ia merupakan negeri pilihan Allah, dihuni oleh makhluk pilihan-Nya”(Rujukan : Kitab Himāyah As-Syam al-Musamma Fadhāilu As-Syam karya Imam Baghdadiy)

Dari dulu lagi aku sendiri tertanya.. Di manakah bumi syam..? Tak pernah aku jumpa dalam peta sewaktu belajar geografi pada zaman PMR dulu. Namun persoalan itu lenyap hingga ia muncul kembali kini. Jadi dengan apa yang berlaku di Syria ini membuatkan aku mencari inisiatif untuk tahu lebih lagi dimanakah negeri syam ini .. Maka aku terjumpa dalil dan hadith yang berkaitan seperti dibawah. (Ini yang dapat aku kongsikan mungkin banyak lagi hadith dan dalil mengenai negeri syam ini.)

“Dan Kami selamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia.” (QS Al Anbiya: 71)

“Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami telah memberkatinya. Dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS Al Anbiya: 81)

“Dan Kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri yang Kami limpahkan berkat kepadanya, beberapa negeri yang berdekatan dan Kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak-jarak) perjalanan. Berjalanlah kamu di kota-kota itu pada malam dan siang hari dengan aman.” (QS Saba: 18)


Selepas bertanya kepada kawan-kawan seangkatan aku yang pernah belajar di Jordan,Syria, Mesir dan Madinah maka baru aku tahu bahawa negara syam itu telah dipisah-pisahkan oleh pihak eropah sama ada Inggeris, Belanda, Portugal atau Sepanyol itu aku tidak pasti dan mereka juga berkata begitu. Tapi apa yang pasti  negara syam itu termasuklah empat negara ini Palestin, Lubnan, Syria dan Jordan.

dimanakah bumi syam
Pusat pemerintahan negara syam ini terletaknya di Damsyik atau digelar Damascus yang mana hari ini berlakunya peperangan disana.
"Barang siapa ingin menakluki dunia maka mereka harus menakluki negara palestin dan sekitarnya".
Dulu aku pernah terjumpa kata-kata ini.  Barang siapa ingin menakluki dunia maka mereka harus menakluki Pelestin dan sekitarnya. Aku tidak pasti ini hadith atau hanya ungkapan biasa. Namun kata-kata ini mengingatkan aku kembali mengapa mereka (amerika &israil) sibuk untuk berperang masuk ke negara arab dengan hanya menggunakan alasan yang tak munasabah iaitu pembangunan senjata nuklear. Wal hal korea utara dengan slumber mengaku yang negara mereka sedang membangunkan senjata nuklear tersebut tetapi tidak pula dia berbuat apa-apa.

Apa yang kita lihat Assad Basyar dan rejimnya di Syria dari golongan syiah majusi ini memijak dan menindas rakyatnya namun tidak pula diambil tindakan mana-mana pihak terutamanya amerika Tetapi negara yang mempunyai pemimpin Islam yang lantang bersuara seperti Gadafi diputar belit oleh media kononnya dia memijak dan menindas rakyat lalu serta merta amerika menyerang dan istihar menjatuhkan pemimpin ini.  Nampak tak kafir latnak Allah dan  permainan mereka disitu..?

Negeri Syam, Negeri yang Istimewa

Secara geografis, Negeri Syam merupakan bagian barat dari Negara Saudi Arabia. Negeri Syam yang sekarang terpecah menjadi empat negara yaitu Libanon, Palestina, Suria dan Yordan serta beberapa bagian dari Turki.

Negeri Syam merupakan negeri yang istimewa. Selain karena tempatnya yang subur, jalur dari Yaman ke Syam pun merupakan jalur yang aman sehingga orang-orang dapat berjalan dengan aman siang dan malam.  Negeri Syam juga dinaungi oleh sayap Malaikat Rahmat. 

Rasulullah saw. bersabda, “Beruntunglah Negeri Syam.” 

Sahabat bertanya, “Mengapa?” 

Rasulullah saw. menjawab, “Malaikat Rahmat membentangkan sayapnya di atas negeri Syam.” (HR. Imam Ahmad)

Bahkan, Rasulullah saw. pun turut mendoakan negeri yang istimewa ini. Ibnu Umar berkata, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalam bersabda, “Ya Allah, berkahilah kami dalam negeri Syam dan negeri Yaman.” Sebagian sahabat berkata “Dan negeri Najd?” Beliau menjawab, “Di sana terdapat gempa, fitnah dan keluarnya tanduk syaitan.” (HR. Bukhari no. 990).

Keistimewaan Negeri Syam lainnya adalah Negeri Syam merupakan negeri yang diberkahi. Allah swt. menempatkan makhluk dan hamba-hamba pilihan di negeri Syam. Ada sekelompok umat Rasulullah saw. yang tinggal di Syam. Sekelompok umat itu akan masuk surga tanpa dihisab.

Terdapat beberapa peristiwa yang telah terjadi di negeri Syam, diantaranya :
1. Rasulullah saw. melakukan Isra’ dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang berada di wilayah Syam, yaitu Palestina
2. Allah Swt. menundukkan angin yang berada di negeri ini untuk Nabi Sulaiman a.s
3. Allah Swt. menyelamatkan Nabi Ibrahim a.s dan Nabi Luth a.s. ke negeri ini.
Sebagai referensi agar lebih kenal dekat dengan Kota Syam, semak Al Quran surah Saba’ ayat 18 dan fahamilah isinya!
Banyak dalil-dalil yang menyatakan tentang keberkahan negeri Syam baik dari Hadits Nabi Muhammad SAW.

Hadits
1 - Nabi SAW bersabda “Pergilah ke Syam karena itulah bumi Allah yang paling baik. Allah memilih manusia terbaik hidup disana. Jika kalian tidak hendak pergi ke sana (Syam) maka pergilah ke Yaman dan minumlah dari aliran sungainya.” [Sunan Abi Dawud; Musnad Ahmad; Shahih Ibn Hibban, 16:295; al Hakim, al-Mustadrak, 4:510; al Bayhaqi, sunan al-Kubra, 9:179]”

2 - Abd Allah ibn ‘Amr ibn al-‘Ash meriwayatkan; Nabi bersabda “Akan datang suatu masa ketika semua orang beriman pasti akan pergi ke Syam.” [Al-Hakim, Al Mustadrak ‘Ala Shahihain 4:457. Adz Dzahabi menyepakati sebagai hadits shahih berdasar syarat al-Bukhari dan Muslim]

3 - Ali bin Abi Thalib meriwayatkan, Nabi bersabda, “Janganlah mengutuk orang-orang Syam tetapi kutuklah ketidakadilan mereka sebab sesungguhnya di antara mereka ada para abdal (penerus kekasih Allah)” [At Thabrani dalam al-Awsath, Abu Nu’ayim, & Ibn ‘Asakir]

4 - “Para penerus abdal ada di Syam dan mereka berjumlah 40 orang, setiap kali salah seorang diantara mereka meninggal dunia Allah akan gantian mereka dengan yang lain” [HR Ahmad dalam Musnad & Fadha’il al-Shahabah, 2:906, dengan sanad shahih, Al-Shakhawi dalam al-Maqashid, al-Haytsami dalam Majma ‘al-Zawa’id, al-Munawi dalam Faydh al-Qadir, al-Suyuthi dalam Khabar al-Dall]

5 - Doa Nabi “Ya Allah, berkahi setiap takaran sha’ dan mudd kami! Berkahi kami di Mekkah dan Madinah! Berkahi kami di Syam dan Yaman” [al-Thabrani, al-Kabir, 12:84, hadits ke-12.553, al-Haytsami, Majma ‘al-Zawaid, 3:305, Abu Nu’aym al Hilyah, 6:133]


2 negara yang disebut di awal sedang mengalami masa-masa yang dalam melawan kekejaman Yahudi laknatullah dan rezim Bashar al-Assad......

Syam, Negeri Akhir Zaman

Ilustrasi. (Foto : imgbuddy.com)


Kejayaan Islam pasti akan datang karena itulah janji Allah. Tapi apa yang sudah kita lakukan untuk ambil bagian dalam meraih kejayaan tersebut..

Ketika membahas tentang huru-hara yang terjadi di Syam, Mesir dan sekitarnya, kemudian tiba-tiba orang-orang mulai mengaitkan dengan Imam Mahdi. Benar bahwa Al-Mahdi akan hadir ketika huru-hara terjadi.
Dua tahun sudah kekerasan melanda Suriah, konflik dalam negeri yang berujung dengan perang saudara menjadikan negeri ini tercabik-cabik. 

Berbagai kepentingan dari dalam negeri maupun pihak asing semakin membuat suasana tak terkendali. Akibatnya ribuan warga menjadi korban. Kondisi inilah yang kemudian memunculkan spekulasi tentang akhir zaman. Sebagaimana yang disebut-sebut dalam hadits Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Inilah negeri yang dulunya lebih dikenal dengan negeri  Syam. Di negeri Syam inilah tanda-tanda kenabian Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam terlihat. Dan di negeri ini pula kaum muslimin mencapai kejayaannya. Bahkan di negeri Syam ini, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam mengabarkan akan munculnya tanda-tanda akhir zaman. Inilah negeri Syam negeri akhir zaman.
Budi Ashari, Ahli Sejarah Islam, mengatakan “Kata Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, ‘Jundun fi Syam wa jundun fil Iraq wa jundun fil Yaman (tentara di negeri Syam, tentara di Iraq, dan tentara di Yaman.’ Ini 3 wilayah yang Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam sebut bahwa di sinilah berkumpulnya pasukan yang sangat kuat bagi kaum muslimin di akhir zaman. 

Kemudian sahabat yang meriwayatkan yaitu Abdullah bin Hawala mengatakan bahwa, “Ya Rasulullah, khir khulana. Ya Rasulullah, pilihkan untuk kami negeri mana satu dari 3 negeri ini yang kau pilihkan untuk kami. Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan: ‘Alaikum bi Syam, pilihlah negeri Syam itu artinya dari 3 tempat ini, maka Syam yang paling istimewa dari ketiganya. Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam kemudian menyampaikan kalau tidak Syam maka pilihlah Yaman. 

Tapi memang kalian harus berhati-hati dengan ke Yaman, maka Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam tetap mengatakan bahwa kalau bisa kalian memilih negeri Syam. Itu artinya bahwa tentara muslimin, mujahid, di negeri Syam adalah mujahid terkuat yang akan dimiliki muslim di akhir zaman.’”

Belum lagi kaum muslimin sempat istirahat dari medan jihad, memerangi kaum murtad diseluruh jazirah Arab. Khalifah Abu Bakar memerintahkan kaum muslimin membebaskan negeri Syam. Dibawah pimpinan Khalid bin Walid sang pedang Allah, kaum muslimin dengan peralatan minim dan jumlah personil terbatas berhasil menaklukkan wilayah-wilayah pinggiran Syam dari kekuasaan bangsa Romawi Timur. 

Setelah wafatnya Abu Bakar Ash-Shiddiq, khalifah Umar bin Khaththab yang baru saja menjadi khalifah, meneruskan penaklukan ke jantung negeri Syam. Negeri Syam begitu penting bagi kaum Muslimin.

Budi Ashari, Ahli Sejarah Islam, mengatakan “Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah berdoa: ‘Allahumma bariklana fii Madinatina, Ya Allah berkahilah untuk kami Madinah kami ini, kota Madinah kota Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam. Wa bariklana fii mudina wa sho’ina, dan berkahilah mud kami dan sha kami. Wa bariklana fii Haromina, berkahilah kami pada negeri Haram kami (tanah suci kami). Wabariklana fii syamina, Dan berkahilah kami pada Syam kami. Kenapa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam hanya mimilih negeri Syam? Karena itu negeri yang diberkahi. 

Bukankah Al-Qur’anul karim yang telah menyampaikan dalam surat Al-Isra: ayat 1 :
“Subhana al-ladhi “asra bi-‘abdi-hi laylanm mina al-masjidi al-harami “ila al-masjidial-“aqsa al-ladhi barakna hawla-hu li-nu-riya-hu min “ayatina “in-na-hu huwa al-s-sami-‘u al-basiru.”
Allah swt telah menyebutkan bahwa: Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya di malam hari, dari Masjidil Harom ke Masjidil Aqsa. Yang Kami berkahi sekelilingnya. Dan Al-Qur’anul karim bahkan tumbuhan yang tumbuh banyak di negeri Syam yang ternyata juga disebutkan  sebagai pohon yang diberkahi. Pohon Zaitun, zaitun mubaraka, zaitun yang diberkahi. Subhanallah. Negerinya diberkahi tumbuhannya diberkahi maka Syam memang negeri yang spesial. Dalam doa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam.”
Sebuah riwayat menyebutkan nama negeri Syam berasal dari kata Sam. Kata ini merujuk pada Sam putra Nabi Nuh alaihis salaam yang menepati kawasan ini, setelah banjir bandang menyapu dunia. Kawasan cukup luas yang kini meliputi 4 negara: Suriah yang merupakan pusat negeri Syam dengan kota istimewanya Damaskus, Palestina kiblat pertama kaum muslimin, lalu Lebanon dan terakhir Yordania.

Budi Ashari, Ahli Sejarah Islam, mengatakan “Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam pun menyampaikan kepada kita, ‘Idza waqa’atil fitan wal imanu fil Syam’ kalau fitnah-fitnah tengah terjadi maka Iman ada di negeri Syam. Artinya bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam ingin menunjukan bahwa ini negeri, negeri yang tetap memiliki iman, negeri yang masyarakatnya adalah masyarakat yang mempertahankan iman. 

Ditengah keadaan apapun hari ini. Ditengah bahwa mereka sekian lama ditekan oleh kepemimpinan yang dzalim. Sehingga Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan, ‘Kalau fitnah-fitnah terjadi maka iman adanya di negari syam’. Dengan inilah pantas ketika Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan keistimewaan-keistimewaan Syam di akhir zaman. Karena, ternyata tetap saja kuncinya adalah iman. Dimana ada iman yang paling besar maka disitulah peluang kemenangan ada.”

Pada tahun 13 Hijriah di medan Yarmuk, 45.000 kaum muslimin dibawah pimpinan Khalid bin Walid dan sahabat mulia Abu Ubaidah bin Al Jarrah radhiyallahu ‘anhum, menghadapi 240.000 pasukan Romawi.

“Wahai hamba-hamba Allah, bersabarlah pada Allah dalam meraih kemenangan. Karena Allah bersama orang-orang yang sabar. Wahai pasukan, kematian kalian akan tercatat sebagai syahid. Dan jika kalian masih hidup, kalian menang dan mendapatkan harta rampasan perang. Akan tetapi, teguhkanlah Iman kalian saat berperang. Tandai tubuh kalian dengan luka tombak. Tandai tubuh kalian dengan pedang. Demi Allah, Allah tidak melihat apapun dari kalian kecuali ketaatan kalian. Dan bersabarlah dari hal-hal yang buruk. Allahu Akbar! Allahu Akbar!” (Seruan semangat dari Abu Ubaidah radhiyallahu ‘anhu kepada pasukan muslimin)

Inilah perang yang dicatat sejarah Islam sebagai perang penentuan nasib negeri Syam.

Berkat kejeniusan strategi Khalid bin Walid sang pedang Allah, dan ketulusan Abu Ubaidah bin Al-Jarrah kaum muslimin berhasil memenangkan perang Yarmuk. Inilah kemenangan yang menandai jatuhnya Syam di tangan kaum Muslimin. Dengan begitu, Suriah yang menjadi jantung negeri Syam jatuh di tangan kaum Muslimin menyusul jatuhnya kota Damaskus.

Kaisar Romawi, terpaksa meninggalkan Syam menuju Konstatinopel. Kemenangan kaum muslimin di perang Yarmuk membuat gentar sisa-sisa pasukan Romawi. Inilah yang memuluskan kaum muslimin maju menaklukkan Palestina. Tanpa perlawanan Palestina diserahkan pada kaum muslimin. Atas permintaan petinggi nasrani di al-Quds, Umar bin Khaththab sendiri dengan kesederhanaannya yang langsung menerima kunci kota suci al-Quds.

“Wahai Amirul mukminin, disini pakaian dan kendaraan tersedia sangat banyak dan kehidupan kami disini sejahtera. Harga barang disini murah, keadaan muslimin disini sejahtera seperti yang kau lihat. Andai saja kau mengenakan pakaian indah, dan mengendarai kendaraan yang bagus, dan memberi makanan kepada muslimin disini dengan makanan yang melimpah maka itu akan lebih baik bagimu. Dan kau akan dipandang mulia oleh orang-orang asing.” 

Kata petinggi al-Quds, Umar menjawab:
“Demi Allah, aku tidak akan melakukan yang demikian itu. Aku tidak akan meningglakan kesederhanaan yang juga dilakukan dua sahabatku sebelumnya. Dan aku tidak akan berhias dengan hiasan yang tidak disukai Tuhanku. Aku tidak ingin terlihat agung di mata manusia tapi terlihat hina di mata Allah.”
Khalifah Umar bin Khaththab mengangkat sahabat Abu Ubaidah bin Al-Jarrah sebagai pemimpin Palestina, sosok sahabat yang tulus dan sederhana. 

Panglima perang Yarmuk yang disegani lawan ini tak menunjukan sikap yang berlebih-lebihan. Hal ini terlihat ketika khalifah Umar datang mengunjungi rumahnya.
“Amirul mukminin, kedatanganmu memberkahi rumahku. Selamat datang. Silakan masuk.” Sambut Abu Ubaidah.
Tak ada perabotan yang menghiasi rumah sang gubernur. Hanya alas tidur, tameng perang dan perlengkapan seadanya.
“Dunia telah mengubah kita semua kecuali engkau Abu Ubaidah.” Kesan Umar.
“Bukankah aku telah mengatakan padamu, aku akan mengecewakanmu jika kau mengunjungiku. Demi Allah, aku tetap berada dalam kefakiran. Aku tidak menginginkan barang-barang dunia. Yang kuinginkan adalah akhirat.”

Budi Ashari, Ahli Sejarah Islam, mengatakan “Dan ini artinya bahwa, Syam negeri yang telah memberikan kepada kita pelajaran, bahwa dengan kesederhanaanlah Syam bisa ditaklukan. Dengan kesederhanaanlah justru Allah memberikan kemenangan untuk memberikan cahaya kepada negeri Syam.”

Sejak takluk di tangan kaum muslimin, banyak sahabat-sahabat Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam  yang memilih tinggal di Syam. Ini tak lain karena Syam merupakan negeri yang banyak dipuji Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam

Dinegeri inilah para sahabat menetap dan mengajarkan agama. Inilah yang menjadi catatan mengapa Syam terutamanya Suriah begitu penting ditaklukan muslimin. Inilah Suriah negeri yang menjadi gerbang utama untuk mengawali penaklukan negeri-negeri selanjutnya. Melalui Suriah inilah Muslimin di masa kekhalifahan Umar bin Khaththab berhasil membuka Palestina dan Mesir. Bahkan melalui gerbang Suriah, kekuasaan Islam berhasil meluas hingga Afrika dan Eropa.

Budi Ashari, Ahli Sejarah Islam, mengatakan “Palestina pernah dua kali dibersihkan oleh muslimin, dari semua kemusyrikan kekafiran dan kedua-duanya melalui pintu Suriah. Itu artinya bahwa Suriah adalah pintu yang teramat penting untuk pembebasan Mesir dan Palestina. Ketika melihat dua penaklukan besar itu. Yang pertama adalah penaklukan di zaman khalifah Umar bin Khaththab ra. Mereka masuk melalui jalur Syam melalui Suriah. 

Dari Suriahlah mereka masuk ke Palestina dari Palestina baru mereka masuk ke Mesir. Setelah itu, maka berikutnya pintu yang dimasuki adalah seluruh Afrika karena begitu Mesir dibuka. Maka terbukalah pintu untuk seluruh Afrika. Maka itulah pintu untuk memasuki benua Eropa. Itulah mengapa Suriah adalah merupakan pintu sangat penting untuk kebesaran Islam. Hal ini akan kembali terulangi. 

Ketika Palestina dalam keadaan kotor atau dikotori oleh orang-orang zionis, maka kemudian salah satu pintu pentingnya adalah Suriah. Masuk dari situ yang harapannya akan menembus entah dari pintu mana ada satu tugas Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam dibebankan kepada kita tentang Romawi Barat yang belum selesai. Karena Romawi Timur telah diselesaikan oleh pada zaman Sahabat Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam.”

400 tahun kemudian kawasan Syam terpecah. Sementara pasukan salib merebut sejumlah wilayah Syam termasuk Palestina. Maka dari Suriah yang merupakan jantung Syam, sultan Nurdin Zenki mulai mempersatukan muslimin. Menggalang kekuatan merebut kembali kota suci Al-Quds dari kekuasaan pasukan salib. Perjuangan inipun sukses ditangan muridnya Shalahudin Al-Ayyubi setelah berhasil menggabungkan Mesir dengan Suriah.

Budi Ashari, Ahli Sejarah Islam, mengatakan “Dan menurut sebagian ulama bahwa negeri Syam itu dengan Mesir ada satu kesamaan nama, yaitu yang disebut dengan ‘Ardhul Kinanah’ negeri Kinanah. Dimana negeri Kinanah itu ada yang mengatakan bahwa dia adalah Mesir kemudian juga Syam. 

Dan mengapa dinamakan Kinanah? Karna di negeri yang juga memiliki keistimewaan tersendiri, para ulama mengatakan Kinanah itu artinya sarung, tempat menyimpannya busur panah. Dimana para ulama mengatakan, siapapun yang akan menggangu negeri Kinanah maka Allah akan keluarkan para mujahidnya dari sarung Kinanah itu. Kemudian untuk menghancurkan orang-orang yang berupaya mengganggu kehidupan negeri Kinanah yaitu Mesir dan Syam. 

Itu sebabnya hingga kini Suriah dan Mesir menjadi Negeri inti dan jalur yang paling potensial untuk penaklukan Palestina.”

Begitu pentingnya negeri Syam bagi kaum muslimin pada masa lalu dan masa depan. Bahkan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam  tak sekali menyebut negeri ini sebagai negeri akhir zaman.  Karena akan datang peristiwa-peristiwa yang disebut-sebut Rasul terjadi di negeri ini. Di negeri inilah  kelak Nabi Isa alaihis salam akan kembali ke bumi. Sebuah menara yang dinamai ‘Manaratul Baidha’ atau menara putih, salah satu menara masjid Agung Umawi di Damaskus. 

Disebut-sebut sabagai menara tempat turunnya Nabi Isa alaihis salam  kelak diakhir zaman. Itu sebabnya menara ini disebut dengan menara Isa Al-Masih. Kekacauan di Suriah yang terjadi saat ini disinyalir sebagai  tanda-tanda akhir zaman.

Budi Ashari, Ahli Sejarah Islam, mengatakan “Dalam membaca hadits- hadits Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang akhir zaman, kita harus punya kehati-hatian dikarenakan pembahasan tentang akhir zaman banyak sekali fitnah yang terjadi. Yang kedua adalah biasakan diri untuk tidak menyimpulkan, kecuali setelah mengetahui seluruh riwayat tentang bab tersebut. 

Kalau tidak nanti kita akan salah, dan salah satu bukti salah hari ini adalah ini sudah diluruskan oleh para ulama hari ini. Yaitu ketika membahas tentang huru-hara yang terjadi di Syam, Mesir dan sekitarnya, kemudian orang-orang tiba-tiba mengaitkan dengan Imam Mahdi. Tadi sudah diingatkan para ulama yang ada tadi sudah mengingatkan, ini bukan waktunya. Bukan sekarang waktunya, benar bahwa Al-Mahdi akan hadir ketika huru-hara terjadi, tetapi huru hara bukan hanya hari ini saja terjadi. 

Kenapa? Karna ada hadits-hadits lain yang harus digabungkan menjadi satu. Berbagai hadits yang shahih yang membicarakan Al-Mahdi contohnya. Maka kemudian, supaya kita tidak salah dalam menyampaikan informasi ini kepada masyarakat. Sehingga kemudian ada salah pemahaman di masyarakat, sampai akhirnya mereka menyimpulkan juga dengan cara yang salah dan akhirnya, mereka mengambil sikap dalam hidupnya dengan cara yang salah.”

Tanda-tanda akhir zaman, juga terdapat di Palestina sebagai salah satu wilayah negeri Syam. Sebuah riwayat menyebutkan di wilayah ini Nabi Isa alaihis salaam akan mengalahkan Dajjal yang muncul dari Asfahan, sebuah wilayah di Iran yang akan diikuti oleh 70.000 Yahudi. Riwayat lain menyebutkan di Negeri Syam inilah di pintu Lod Palestina Nabi Isa alaihis salaam akan membunuh Dajjal. Inilah negeri Syam, Negeri Iman, dan Negeri Akhir Zaman.

Sumber: http://www.syahida.com/2015/02/10/1782/syam-negeri-akhir-zaman/#ixzz4ImZvWKR9